Wednesday, July 2, 2014

Perkiraan Konsumsi BBM pada 2015 sekitar 50 Juta Kiloliter

 

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi pada 2015 mencapai 50 juta kiloliter.
Kepala BPH Migas Andy N Sommeng di Jakarta, Jumat (23/5/2014), mengatakan kuota tersebut sebanyak dua juta kiloliter atau empat persen di atas asumsi APBN 2014 sebesar 48 juta kiloliter.
"Kami perkirakan tahun depan 50 juta kiloliter dengan asumsi business as usual (dilakukan apa adanya)," katanya.
Menurut dia, volume 50 juta kiloliter tersebut sudah memperhitungkan pertumbuhan ekonomi antara 5-6 persen dan kendaraan 8-11 persen. Namun demikian, konsumsi BBM bisa ditekan lagi jika dilakukan pengendalian lebih ketat melalui penerbitan aturan baru.
"Misalkan, larangan bagi kendaraan truk angkutan pelat kuning memakai solar bersubsidi," katanya.
Atau, tambahnya, melalui program nontunai, RFID, subsidi tetap, dan kenaikan harga BBM. Untuk konsumsi 2014, pihaknya optimistis sesuai target APBN sebesar 48 juta kiloliter.
"Memang ada over di solar 200-400 ribu kiloliter, namun terkompensasi premium yang under sampai akhir tahun," katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan pihaknya tidak berencana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi selama sisa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hingga Oktober 2014.
"Sisa waktu tinggal lima bulan. Tidak pas naikkan (harga BBM)," katanya.
Menurut dia, pemerintah akan mencari cara selain kenaikan harga BBM untuk menekan pembengkakan subsidi pada 2014. Opsi yang sedang dikaji antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak menjual BBM subsidi saat Sabtu-Minggu dan hari libur. (Ant)