Saturday, June 28, 2014

Kawan, bijaklah dalam mendukung kandidat pemimpin !

 
Pemilu Ajang Mengumbar Kejelekan Lawan, Benarkah?

Di usia yang ke-24 ini, saya telah sekali mengikuti pemilu presiden. Dan Insya Alloh, atas ijin Alloh saya akan mengikuti pemilu presiden untuk kali ke-2 tanggal 9 juli nanti. Ada hal menarik yang saya cermati setiap kali menjelang pemilu.

Entah ini disadari juga atau tidak oleh WNI lain. Hemat saya, masa-masa menjelang pemilu adalah tak ubahnya ajang mencari-cari keburukan kandidat lain kemudian menyebarkannya. Sungguh sangat disayangkan, pesta rakyat yang harusnya semua bersuka-cita yang ada justru semua saling waspada.

Pendukung kanditat satu mencari kejelekan, kekurangan dan kelemahan kandidat lawan tanpa sedikitpun menampilkan kebaikan, kelebihan dan kekuatannya. Yang ada justru sebaliknya, menyebarkan kejelekan, kelemahan dan kekurangan kandidat lawan.

Seorang teman dimedia sosial bahkan secara terang-terangan aktif memposting info yang berisi keburukan kandidat yang tak didukungnya. Ia berdalih bahwa itu hak setiap orang memposting apa, berkomentar apa. Dia tidak pernah usil dengan postingan ataupun komentar orang lain, orang lainpun seharusnya begitu terhadapnya.

Begitu menurutnya. Kasus lain, beberapa teman mengirimkan sms yang isinya tentang kejelekan-kejelekan kandidat capres tertentu. Mereka berdalih bahwa yang mereka sampaikan hanya sekedar info. Percaya atau tidak terserah, itu hak katanya. Lagi-lagi atas dasar hak mereka beranggapan mereka layak memberitakan keburukan orang lain. Apa benar hak seseorang terhadap orang lain adalah seperti ini?


Kawan, Demi Alloh, apapun itu, jika berita maupun informasi yang kita sebarkan adalah kejelekan, kelemahan maupun kekurangan orang lain yang bertujuan menjatuhkan harga diri orang yang diberitakan, Alloh melangnya. Alloh melarang kita mengabarkan berita-berita dengan tujuan seperti ini.

Alloh melaknatnya. Sebaliknya, Alloh berjanji akan menutupi aib seseorang yang menutupi aib orang lain. Alloh tentu tak pernah mengingkari janji bukan?
Terkait menyebarkan aib, Rosululloh pernah bersabda bahwa menceritakan kejelekan yang belum tentu kebenarannya atau biasa kita sebut bergosip adalah laksana kita memakan bangkai orang yang kita beritakan.

Apa kita tidak merasakan jijih? Tentu kita merasa jijih bukan? Jangankan untuk menyentuhnya, mencium baunya saja kita tak mau. Kawan, bijaklah dalam mendukung kandidat pemimpin. Tampilkanlah kebaikan kandidat pilihan kita tanpa menampilkan keburukan kanditat lawan. Kita mungkin tidak memiliki kejelekan yang dimiliki orang lain. Tapi, apakah kita benar-benar bersih dari aib? Sehingga kita berhak memberitakan kejelekan sekalipun itu suatu kebenaran?
Kawan, mari kita jadikan pemilu ini sebagai ajang mempererat persatuan, bukan menumbuhkan benih-benih permusuhan.

Kawan, saya berbicara seperti ini bukan karena saya tak pernah membicarakan kejelekan orang lain, tetapi karena saya sadar akan akibat yang kita dapat di dunia maupun di akhirat kelak….
Perahu Kertas, 26 Mei 2014

No comments:

Post a Comment