Monday, June 30, 2014

Mulai 2014, Proyek Mobil Listrik Diproduksi Massal


Pemerintah menargetkan pada 2014 mobil listrik bisa diproduksi secara massal dengan road map industri yang sedang berjalan. Butuh kesiapan inf rastruktur yang matang.

"UNTUK menjadi industri skala nasional pada 2014, akan diproduksi 10.000 unit mobil listrik. Saat ini, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Perindustrian tengah menggarap peta jalan atau road map industri mobil listrik nasional," terang Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat di Jakarta, kemarin.

Penggarapan industrialisasi mobil listrik, menurut Hidayat, memasuki tahap pengembangan teknologi. "Para pengembang, yang terdiri atas akademisi, industri, serta badan usaha milik negara, sedang mempelajari beberapa desain mobil listrik di sejumlah negara," imbuh politisi Partai Golkar ini.

Menanggapi rencana ini, pengamat otomotif Suhari Sargo berpendapat, mobil listrik sulit bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak. "Dengan kapasitas baterai dan intrastruktur pengisian listrik yang belum tersedia, mobil listrik bisa disejajarkan dengan kelas mobil dalam kota dcngun harga di bawah Rp 200 juta. Selain itu, pasar mobil di Indonesia masih dikuasai oleh kendaraan berbahan bakar minyak (BBM)," kata Suhari.

Meskipun proyek nasional ini sudah terlihat, menurut dia, namun masih ada beberapa kendala. "Selain belum ada rancangan baterai yang mumpuni, harga jual mobil listrik diperkirakan lebih mahal dibandingkan kendaraan sekelasnya," jelasnya.

Kesiapan infrastruktur listrik untuk mengisi ulang tenaga mobil listrik merupakan prioritas utama dari proyek mobil ramah lingkungan yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut.

"Stasiun untuk charger (pengisian ulang baterai) itu yang harus diperhatikan karena di beberapa negara, hal tersebut merupakan prioritas utama. Jika mobil listrik diproduksi secara massal, dibutuhkan stasiun pengisian bahan bakar yang sesuai dengan standar pemerintah," kata Suhari.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, program pengembangan dan produksi massal mobil listrik akan menjadi pengembangan mobil nasional berteknologi tinggi.

"Jika berhasil, produksi mobil nasional ini akan menjadi trend setter bagi pengembangan mobil rendah emisi guna mendukung program low carbon emission project (LCEP) yang ditargetkan rampung akhir tahun ini," kata Budi.

Budi menambahkan, keberhasilan program mobil listrik nasional sangat ditentukan oleh pengembangan infrastruktur pendukung. "Kami mengharapkan pembangunan infrastruktur pendukung dipercepat atau paling tidak beriringan dengan produksi massal yang direncanakan awal tahun depan," tukasnya.

Menurut pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa, ide cemerlang untuk mempergunakan dan membeli mobil listrik oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan merupakan tindakan yang patut diacungkan jempol. Namun, mobil yang rencananya akan diproduksi massal pada tahun 2014 itu diprediksi tak berjalan mulus sesuai rencana.

Pasalnya, studi kelayakan mulai dari rencana bisnis, kesiapan infrastruktur serta persaingan dengan kendaraan berbahan bakar fosil masih perlu dikaji ulang.

"Saya tidak yakin mobil listrik bisa terlaksana walaupun menteri BUMN mengatakan seperti itu. Pertanyaannya, ada nggak studi kelayakannya? Ada ngga sih rencana bisnisnya? Kalau ada, siapa yang ingin membangun? Bagaimana bisa mengalahkan mobil yang non listrik dan insentif macam apa yang akan dibuat? Dan pertanyaan yang paling mendasar, kenapa mau membangun sendiri mobil listrik?" ujarnya.

Terkait proyek tersebut, saat ini pengembangan mobil listrik nasional tengah digodok oleh tim yang ditunjuk presiden. Tim itu terdiri dari Kementerian Ristek, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan enam perguruan tinggi.
sumber : Rakyat Merdeka

No comments:

Post a Comment